Semarak Hari Bumi di Hutan Wakaf

Avatar admin

·

·

Oleh 
Semarak Hari Bumi di Hutan Wakaf
Ulfah, wartawati KBA.ONE, ikut “mewakafkan” pohon di Hutan Wakaf. | Foto: Nurnisa

KBA.ONE, Banda Aceh –  Peringatan Hari Bumi se Dunia menjadi sesuatu yang berbeda bagi komunitas Hutan Wakaf di Aceh. Puluhan masyarakat peduli lingkungan, anak-anak, para mahasiswa Teknik dan hukum Universitas Syiah Kuala, serta para jurnalis muda, dikerahkan untuk ikut menanam pohon di Hutan Wakaf, Jantho, Aceh Besar, Minggu 22 April 2018.

“Meskipun hanya sedikit yang bisa kita lakukan untuk bumi agar lebih baik, itu lebih bernilai dari  pada hanya bicara,” kata Akmal kepada KBA.ONE kemarin. Seniman penggagas Hutan Wakaf ini mengatakan bahwa hari bumi bukan hanya sehari, melainkan dapat diterapkan setiap hari.

Ia berharap dengan adanya hutan wakaf ini dapat menjadikannya salah satu instrumen pilihan pengelolaan hutan di masa depan. Sehingga menjadi diaspora di tingkat dunia.

Rifky, salah satu pengunjung yang secara pribadi mengikuti kegiatan penanaman pohon di hutan wakaf, mengaku merasa miris dengan kondisi hutan yang banyak dirusak oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.

Para “pewakaf” pohon di Hutan Wakaf Jantho, Aceh Besar. |  Foto: Nurnisa.

“Penanaman pohon di hutan ini penting, ya, untuk generasi ke depan. kita harus cinta alam dengan cara merawat pohon dan menanam pohon agar ke depanya generasi bisa merasakan sejuknya pegunungan dengan udara segar,” ujar RIfky

Ia berharap dengan adanya kegiatan posotif ini, dengan cara melestarikanya sejak dini, hutan-hutan akan kembali lebat dan semakin terjaga. Kegiatan penanaman pohon ini juga diikuti oleh anak-anak yang tampak antusias mengikuti tahapan-tahapan penanam pohon.

Pencanangan Hari Bumi

Hari bumi sedunia pertama kali dicanangkan sekitar tahun 1970. Pencanangan Hari Bumi terinspirasi oleh banyaknya protes dan demonstrasi dari pelajar di Amerika Sertikat terkait kecamuk perang di Vietnam. Tapi, wacana menyelamatkan planet ini datangnya bukan atas prakarsa dari para pendemo yang ada.

Melansir dari National Geographic, Gagasan untuk menyelamatkan Bumi dari krisis ekologi itu muncul dari seorang Senator Amerika Serikat asal Wisconsin, Gaylord Anton Nelson. Ide ini bermula ketika Gaylord Anton Nelson menyaksikan kasus tumpahan minyak di pesisir Santa Barbara, California, pada 1969.

Kasus tumpahan minyak ini seakan menjadi katalis bagi Gaylord Anton Nelson untuk bertindak setelah ia kerap kali menunjukkan kepeduliannya akan lingkungan hidup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *