Romi Van de Van, Pegiat Rafting Aceh
03.30
1 comment
Romi Van de Van telah popular sebagai pegiat rafting Aceh. Ya, mungkin ia sudah ditakdirkan. Nama lengkapnya Romy Sahbudin Putra, tetapi ia lebih di kenal dengan sebutan Romi Van de Van. Lahir di Ketambe, Kutacane, Aceh Tenggara. Kini usianya 20 tahun dan telah menjadi idola para peminat rafting.
Romi, sejak kecil telah aktif dalam olah raga rafting yang dibina langsung oleh ayahnya Johan Ketambe yang juga mantan atlet nasional rafting di Indonesia dan senior rafter di Aceh.
Selain itu Romi dan Johan Ketambe juga mendedikasikan diri sebagai pegiat ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser.
Romi Van de Van saat ini sedang berusaha menyelesaikan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Tgk. Chik Pante Kulu, Darusalam, Banda Aceh.
Ia terus bersemangat dan aktif dalam mempopularkan olah raga rafting di Aceh. Sungai-sungai berarus deras menjadi hobinya untuk terus di arungi dan di nikmati. Mungkin itulah sebabnya ia memiliki motto; "sungai wajib dinikmati".
Salah satu sungai yang terus di popularkan oleh Romi adalah Krueng Aceh dan Sungai Alas Ketambe. Atas kerja kerasnya, saat ini bersama komunitas Hutan Wakaf , Kreung Aceh telah menjadi salah satu destinasi yang popular bagi masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar untuk diarungi sebagai obyek wisata aman dan seru yang bisa dinikmati bersama teman, keluarga atau komunitas. Lebih popular, Romi menyebutnya sebagai family rafting.
Salam Apresiasi...
| Naskah: Azhar Aceh Indie Photo.
| Editor: Afrizal Akmal
| Photo: koleksi pribadi Romi Van de Van
Romi, sejak kecil telah aktif dalam olah raga rafting yang dibina langsung oleh ayahnya Johan Ketambe yang juga mantan atlet nasional rafting di Indonesia dan senior rafter di Aceh.
Selain itu Romi dan Johan Ketambe juga mendedikasikan diri sebagai pegiat ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser.
Romi Van de Van saat ini sedang berusaha menyelesaikan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Tgk. Chik Pante Kulu, Darusalam, Banda Aceh.
Ia terus bersemangat dan aktif dalam mempopularkan olah raga rafting di Aceh. Sungai-sungai berarus deras menjadi hobinya untuk terus di arungi dan di nikmati. Mungkin itulah sebabnya ia memiliki motto; "sungai wajib dinikmati".
Salah satu sungai yang terus di popularkan oleh Romi adalah Krueng Aceh dan Sungai Alas Ketambe. Atas kerja kerasnya, saat ini bersama komunitas Hutan Wakaf , Kreung Aceh telah menjadi salah satu destinasi yang popular bagi masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar untuk diarungi sebagai obyek wisata aman dan seru yang bisa dinikmati bersama teman, keluarga atau komunitas. Lebih popular, Romi menyebutnya sebagai family rafting.
Salam Apresiasi...
| Naskah: Azhar Aceh Indie Photo.
| Editor: Afrizal Akmal
| Photo: koleksi pribadi Romi Van de Van
Langganan:
Postingan (Atom)
POPULAR
-
Suatu pagi di persimpangan jalan, sebuah botol aqua dicampakkan ke jalan dari celah kaca mobil yang setengah tertutup. Oops…, tiba-tiba da...
-
Aceh memiliki sejarah panjang perebutan sumber daya alam, dari zaman kolonial sampai sekarang. Sumber daya alam Aceh tidak hanya menj...
-
Apakah mungkin memperlambat laju kerusakan bumi, memperlambat meluasnya lubang pada lapisan ozon, menghentikan penyebaran gas polutan y...
-
Menyoroti masalah lingkungan hidup menjadi hal yang menarik bagi saya, apa lagi jika dapat menuliskannya secara popular, kritis, objekt...
-
Seorang lelaki tegap diejek sekerumunan orang, dari kaumnya sendiri, “Kamu terlalu banyak bicara, cobalah tunjukkan janjimu jika kau memang ...

Skenario dan Model Konseptual Hutan Wakaf
Misi
Konservasi secara langsung melalui pembelian lahan kritis. Diperuntukkan untuk membangun hutan yang berfungsi secara ekologis, baik sebagai sumber mata air, maupun sebagai penyerap karbon, ketersediaan buah-buahan dan tanaman obat, bahkan kayu untuk papan keranda, tempat bersarangnya burung-burung, lebah madu, primata dan species lainnya. Seterusnya akan diwakafkan dan disertifikatkan. Selengkapnya
Konservasi secara langsung melalui pembelian lahan kritis. Diperuntukkan untuk membangun hutan yang berfungsi secara ekologis, baik sebagai sumber mata air, maupun sebagai penyerap karbon, ketersediaan buah-buahan dan tanaman obat, bahkan kayu untuk papan keranda, tempat bersarangnya burung-burung, lebah madu, primata dan species lainnya. Seterusnya akan diwakafkan dan disertifikatkan. Selengkapnya
