Cepot
16.32
No comments
Dalam sebuah perjalanan singkat, saya kembali berjumpa dengan teman seangkatan. Cepot, seorang yang pernah memilih jalan kehidupan menjadi salah seorang paling ekstrim di dunia. Pada era 1997 ia bergabung dengan sebuah program ekplorasi pulau Bangkaru pimpinan alm. Kasim Arifin.
"Sedikit orang yang bisa pulang dengan waras saat anda memilih untuk bergabung dalam program ini", ungkap Cepot.
Ya, Cepot adalah salah satu orang yang berhasil pulang dengan selamat. Satu orang tewas dan beberapa lainnya telah gila permanen terinfeksi parasit malaria tropika.
Sebenarnya Bangkaru memiliki arti "Perompak", dimana sebelum pulau ini menjadi perhatian destinasi wisata, jauh sebelum era itu para perompak atau bajak laut memilih pulau ini sebagai tempat bersembunyi dan memata-matai setiap kapal yang lewat.
Saya menikmati cerita Cepot yang penuh semangat, sambil menyadari bahwa sebenarnya ia tidak benar-benar waras. Saya rasa ada sisa efek parasit malaria tropika yang tersisa.
Catatan ini adalah bentuk apresiasi saya untuk Cepot.
| Afrizal Akmal |.
"Sedikit orang yang bisa pulang dengan waras saat anda memilih untuk bergabung dalam program ini", ungkap Cepot.
Ya, Cepot adalah salah satu orang yang berhasil pulang dengan selamat. Satu orang tewas dan beberapa lainnya telah gila permanen terinfeksi parasit malaria tropika.
Sebenarnya Bangkaru memiliki arti "Perompak", dimana sebelum pulau ini menjadi perhatian destinasi wisata, jauh sebelum era itu para perompak atau bajak laut memilih pulau ini sebagai tempat bersembunyi dan memata-matai setiap kapal yang lewat.
Saya menikmati cerita Cepot yang penuh semangat, sambil menyadari bahwa sebenarnya ia tidak benar-benar waras. Saya rasa ada sisa efek parasit malaria tropika yang tersisa.
Catatan ini adalah bentuk apresiasi saya untuk Cepot.
| Afrizal Akmal |.
Hirundo rustica
23.13
No comments
Pulang dari hutan wakaf, kami singgah di Samahani untuk makan malam. Saat ingin beranjak kembali pulang, dari atas tiang kabel listrik sudah bertengger sejumlah keluarga burung migran. Kami pun menikmati suasana itu.
Dalam rombongan kami ada Heri Tarmizi Abdulthaleb yang menjelaskan bahwa burung-burung itu berasal dari Siberia. Mereka menempuh ribuan kilometer dari belahan bumi bagian utara saat sedang memasuki musim dingin. Mereka akan kembali pulang pada bulan maret nanti.
Saya pun terkagum dengan penjelasan Heri.
Maka benar bahwa setiap orang yang saya jumpai adalah guru.
Hadir dalam rombongan kami Imar Marhamah, Qudus Husein II, Heri Tarmizi Abdulthaleb, Teuku Farhan, Ratno, Richard Sandoval.
Maka benar bahwa setiap orang yang saya jumpai adalah guru.
Hadir dalam rombongan kami Imar Marhamah, Qudus Husein II, Heri Tarmizi Abdulthaleb, Teuku Farhan, Ratno, Richard Sandoval.
Langganan:
Postingan (Atom)
POPULAR
-
Suatu pagi di persimpangan jalan, sebuah botol aqua dicampakkan ke jalan dari celah kaca mobil yang setengah tertutup. Oops…, tiba-tiba da...
-
Aceh memiliki sejarah panjang perebutan sumber daya alam, dari zaman kolonial sampai sekarang. Sumber daya alam Aceh tidak hanya menj...
-
Apakah mungkin memperlambat laju kerusakan bumi, memperlambat meluasnya lubang pada lapisan ozon, menghentikan penyebaran gas polutan y...
-
Pembaca sekalian, Merchandise ini adalah bagian dari fundraising untuk mendukung inisiatif konservasi Hutan Wakaf di Aceh, disamping pengu...
-
Catatan ini menyambung penukilan dalam Buku ‘ Aceh dalam Kekacauan Ekologi’ . Selesai menulis buku itu ...
