Hutan Wakaf Storytelling
15.00
No comments
Hutan wakaf storytelling adalah sebuah unit program dari komunitas hutan wakaf untuk belajar bersama tentang teknik atau kemampuan dalam menceritakan sebuah kisah, pengaturan adegan, event, dan juga dialog. Dalam kegiatan ini lebih fokus ke segmen videografi dan photografi. Peserta diharapkan mampu menguasai teknik-teknik storytelling lewat media video atau foto untuk menyampaikan pesan-pesan lingkungan yang menggugah dan menyenangkan.
Karunia Sunyi
21.25
No comments
Saya menyukai kesunyian dengan sepoi angin, mendengar suara burung pagi di antara daun. Matahari yang memberi bayang pada pohon. Ya, kesunyian mengandung karunia.
Rasa ini tentu saja tidak bisa dijelaskan pada mereka yang cemas bila tak melakukan apa-apa, orang yang tak mengerti bagaimana suara air di daun, orang yang cepat-cepat dengan waktu yang dihitung.
Di dunia yang riuh, orang berdiskusi ber jam-jam. Menampik karunia dengan deadline, dikejar dan mengejar.
Zaman resah pada lomba cepat, bekerja dan bekerja untuk hasil. Cerewet: tak sempat, tak ada waktu untuk ini, untuk itu. Bertindak tanpa renungan. Hanya ada teriak, ini aku sudah ini, sudah itu.
Maka saya menyukai kesunyian, sebab kesunyian bukanlah kesendirian, kesunyian tidak sepi. Ia mengandung karunia.
| Afrizal Akmal |.
Rasa ini tentu saja tidak bisa dijelaskan pada mereka yang cemas bila tak melakukan apa-apa, orang yang tak mengerti bagaimana suara air di daun, orang yang cepat-cepat dengan waktu yang dihitung.
Di dunia yang riuh, orang berdiskusi ber jam-jam. Menampik karunia dengan deadline, dikejar dan mengejar.
Zaman resah pada lomba cepat, bekerja dan bekerja untuk hasil. Cerewet: tak sempat, tak ada waktu untuk ini, untuk itu. Bertindak tanpa renungan. Hanya ada teriak, ini aku sudah ini, sudah itu.
Maka saya menyukai kesunyian, sebab kesunyian bukanlah kesendirian, kesunyian tidak sepi. Ia mengandung karunia.
| Afrizal Akmal |.
Cerita Berjumpa Harimau
00.17
No comments
Dan bulan Juli ini, datuk belang harimau malaya, juga mempertujukkan lenguhannya ketika kami berjalan di hutan Lindung Tasik Kenyir, Terengganu Malaysia, di dengarkan bersama Akmal Arif (namanya Akmal juga), terima kasih saya mendapatkan pengalaman berharga. Harimau di dua kawasan menunjukkan isyarat keberadaannya.
| Kiriman Naskah dan Foto : Fachruddin Mangunjaya |
Kreasi Hutan Wakaf
02.04
2 comments
Catatan Razuardi ESSEX
Konsep itu terus berkembang dari aspek pengimplementasiannya, hingga saat ini relawan Komunitas Hutan Wakaf telah menanam ribuan pohon di berbagai tempat. Sasaran yang sedang menjadi perhatian sekarang, yakni suatu hamparan seluas 1 hektar di Jantho, Aceh Besar, yang dibeli dari sumbangan para donatur.
Konsep 'Hutan Wakaf' ini cukup sederhana, yakni dengan mengembalikan hak lingkungan melalui penanaman berbagai flora di atas lahan yang legal sebagai milik lingkungan. Tatkala keberadaan lahan telah termiliki oleh para pihak tertentu dan dalam kawasan itu pula dibutuhkan hamparan hijau terjaga maka Komunitas Hutan Wakaf berusaha mencari solusi agar dapat membebaskan lahan dimaksud sesuai kemampuan yang ada, agar dapat dihijaukan.
Kepemilikan lahan beserta flora di atasnya menjadi milik alam tanpa batas waktu, sementara jika didapati hasil dari hutan wakaf itu, sepenuhnya menjadi hak dari masyarakat desa setempat. Kondisi serupa ini telah terlihat di 'Hutan Wakaf Jantho', yakni dengan hadirnya segerombolan lebah madu hutan yang berkualitas baik.
Semoga gagasan 'Hutan Wakaf' ini terus berkembang dari aspek luasan dan dapat dijadikan model untuk membuktikan tingkat keberpihakan khalayak terhadap lingkungan.
photo | istimewa
Forest Volunteers Cover Shot
17.48
Setiap potongan gambar adalah pemikiran; menyingkap proses kerja crew. Ini menyerupai hasil kerja kolaboratif berbagai profesi serta disiplin ilmu, artinya dalam proses ini selalu melibatkan sejumlah kreator berdasarkan penguasaan bidang masing-masing. Semua unsur ini saling menyatu, bersinergis serta saling mengisi satu sama lain.
Hutan Wakaf Present 7
17.27
Ancaman utama terhadap hutan selama ini adalah konversi langsung untuk pembuatan pemukiman, jalan, perkebunan besar dan lainnya. Hektaran hutan yang dikelola negara sewaktu-waktu bisa saja dikonversi oleh rezim yang tengah berkuasa. Walau pun negara sebenarnya juga melarang konversi pada lahan-lahan tertentu, namun tidak ada jaminan bahwa rezim berikutnya tidak akan merubah aturan hukum yang telah ada. Hutan wakaf adalah solusi.
Hutan Wakaf Present 4
17.10
Urgensi wakaf berupa hutan adalah sebuah pertimbangan terhadap ancaman krisis lingkungan yang terus meningkat, terutama dampak dari deforestasi yang tak terkendali. Hal ini perlu mendapat perhatian lebih dari ummat Islam karena menyangkut upaya vital menjaga kelangsungan planet bumi dan penghuninya, baik untuk kehidupan yang tengah berlangsung, maupun untuk generasi mendatang.
Hutan Wakaf Present 3
17.03
Kondisi target kami terfokus pada lahan kritis dan lahan potensial. Jika lahan kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan itu tidak bermanfaat bagi ekologi, hidrologi dan ekonomi masyarakat. Sedangkan lahan potensial adalah lahan yang belum dimanfaatkan dan jika dikelola akan mempunyai nilai dan manfaat ekologi, hidrologi dan ekonomi yang besar.
Hutan Wakaf Present 1
16.29
Konservasi secara langsung melalui pembelian lahan kritis. Diperuntukkan untuk membangun hutan yang berfungsi secara ekologis, baik sebagai sumber mata air, maupun sebagai penyerap karbon, ketersediaan buah-buahan dan tanaman obat, bahkan kayu untuk papan keranda, tempat bersarangnya burung-burung, lebah madu, primata dan species lainnya. Seterusnya akan diwakafkan dan disertifikatkan atas nama semua orang yang telah menyumbang.
Pohon
21.27
3 comments
Kita adalah cerita yang belum jadi. Dan karena itu, kita perlu menyerahkan keringat pada lantai bumi untuk menyelamatkan sekelompok burung yang terancam kematian karena ketiadaan buah, biji dan pohon.
Hutan yang sehat dan rimbun adalah rumah dan tempat mereka mencari makan. Dahannya menjadi tempat bercinta.
Semua terkait. Burung pada buah, buah pada pohon, pohon pada air, air berteduh pada lumut, lumut pada hujan, hujan pada air.
Di hutan, ranting adalah tangkai waktu.
Yang kering akan patah sebelum kematian yang pasti.
Kita menanam pohon agar di masa depan kesulitan digantikan kemudahan. Agar tak ada tragis.
| Afrizal Akmal
| Gambar: Sketsa hutan wakaf Zul M S.
Hutan yang sehat dan rimbun adalah rumah dan tempat mereka mencari makan. Dahannya menjadi tempat bercinta.
Semua terkait. Burung pada buah, buah pada pohon, pohon pada air, air berteduh pada lumut, lumut pada hujan, hujan pada air.
Di hutan, ranting adalah tangkai waktu.
Yang kering akan patah sebelum kematian yang pasti.
Kita menanam pohon agar di masa depan kesulitan digantikan kemudahan. Agar tak ada tragis.
| Afrizal Akmal
| Gambar: Sketsa hutan wakaf Zul M S.
T-Shirt: Iwan Podol
01.22
No comments
Iwan Podol lahir di Labuan Banten pada tanggal 28 April 1969. Sejak kecil ia tertarik dengan kegiatan alam terbuka dan juga mempelajari ilmu biologi secara otodidak. Ia berjuang untuk terus maju, baik dalam berpikir dan bertindak.
Selepas pendidikan Sekolah Menengah Atas, Iwan Podol menyelami ragam pekerjaan, antara lain sebagai kenek bus Labuan CN Murni. Karir di dunia penyelamatan lingkungan hidup ia mulai di era 1990 dengan bergabung menjadi staff lapangan untuk survey dan monitoring Badak Jawa di WWF - Indonesia Ujung Kulon Programme. Sejak itu Iwan terus aktif dan berjuang di konservasi Badak Jawa.
Saat ini Iwan Podol merupakan ahli dibidang satwa, khususnya Badak Jawa di Taman Nasional Ujung kulon. Iwan dengan setia mendedikasikan dirinya di konservasi badak. Dari beberapa publikasi terlihat bahwa ia sangat skill dibidang penelitian Badak Jawa, diantaraya monitoring dan inventarisasi pencarian badak dengan ragam metode, inventarisasi badak hingga camera trap. Ia sangat mengetahui berbagai tumbuhan pakan badak.
Tidak melulu pada Badak Jawa, tetapi Iwan Podol terus meneliti diluar pulau jawa. Ia membantu meneliti Badak Sumatra di berbagai kawasan hutan di Indonesia seperti di hutan Aceh, hutan Kalimantan Barat dan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Berbicara Iwan Podol berati kita berbicara tentang konservasi badak di Indonesia.
Apresiasi yang tinggi untuk Iwan Podol - Abah Badak Indonesia.
| Naskah dan photo: Aceh Indiephoto
| Editor: Afrizal Akmal
Sosok: Bahlias Putra Gayo
15.52
No comments
"Hutan adalah sarang ilmu pengetahuan."
Itualah prinsip dan dedikasi Bahlias Putra Gayo. Ia sering dipanggil dengan sebutan Babe, yang merupakan guru, mentor dan sahabat, beliau lucu dan seringkali suka bercanda. Tetapi sangat serius saat melakukan ploting tanaman untuk studi fenology. Beliau adalah ahli fenology (tanaman hutan) dan primata hutan Aceh.
Soal fisik dan tenaga; di usia beliau yang sudah tua masih sangat tangguh dan bersemangat. Ibarat mobil VW lambat tapi pasti dan tidak pernah capek dalam pendakian. Ya, ibarat mesin diesel aja ini babe. Makin tua makin jadi.
Pria Gayo yang lahir di Kutacane 62 tahun yang lalu ini mendedikasikan ilmunya di hutan dalam bidang fenology (ilmu tanaman hutan) dan primata. Bekerja di hutan Aceh sejak tahun 1987 hingga sekarang. Hampir seluruh hutan Aceh telah ditelitinya.
Aktivitas harian beliau lainnya adalah sebagai petani coklat dan peternak ikan mas di kampung halamannya, Kutacane, Aceh Tenggara.
Apresiasi yang tinggi untuk Babe Bahlias.
| Narasi dan Photo: Aceh IndiePhoto
| Editor: Afrizal Akmal
| Narasi dan Photo: Aceh IndiePhoto
| Editor: Afrizal Akmal
Harmoni
20.26
No comments
Selalu. Rasa yang sama sejak dulu; dan sekarang ketika berada di hutan umurku bukan 43, tapi 34. Mungkin dengan gairah yang berbeda. Ya, energi dibutuhkan untuk ide besar.
Dan di landskap hutan selalu ada sejarah. sederet panjang tanda tanya. Kenapa hutan kini hanya tinggal sisa-sisa.
Kapitalisme dibalik konsesi halal telah merusak semuanya, hingga hutan itu mereka tinggalkan dalam keadaan rapuh. Bukan iklim yang merapuhkan materi-materi yang membentuknya. Bukan juga wabah.
Ia memang sudah tak mampu bertahan begitu saja. Pelan-pelan sirna bila di sana tak ada kekayaan sosial; harta dan pemikiran masyarakatnya yang secara penuh keikhlasan mau merawat dan membangun hutan kembali.
Tapi mungkin hutan nasibnya benar-benar cuma tergantung pada negara? absolut?
Kalau begitu maka negara sedang sendirian dalam keasyikannya. Bila negara seenaknya, maka tak ada penyangga sosial lain. Tak ada komunitas sosial yang mandiri; yang melahirkan kekuatan yang memperkukuh keberadaan hutan.
Hutan. adakah sebuah tempat yang damai, tentram? Atau ia hanya sebuah tempat. Artinya tanpa batas yang tegas antara hutan dengan di luar hutan.
Jangan-jangan itulah yang terjadi dalam sejarahnya dan berlanjut hingga kini. Ketika kapitalisme masuk ke relung-relungnya dari luar hutan, ia membawa perilaku dan nilai-nilai yang merusak; eksploitatif semata. Perilaku menghancurkan yang merembes ke dalam masyarakat di sana; di sekitar hutan.
Itukah barangkali riwayat hutan yang hilang di sini. Menghancurkan semua harmoni kehidupan di dalamnya.
Afrizal Akmal
Dan di landskap hutan selalu ada sejarah. sederet panjang tanda tanya. Kenapa hutan kini hanya tinggal sisa-sisa.
Kapitalisme dibalik konsesi halal telah merusak semuanya, hingga hutan itu mereka tinggalkan dalam keadaan rapuh. Bukan iklim yang merapuhkan materi-materi yang membentuknya. Bukan juga wabah.
Ia memang sudah tak mampu bertahan begitu saja. Pelan-pelan sirna bila di sana tak ada kekayaan sosial; harta dan pemikiran masyarakatnya yang secara penuh keikhlasan mau merawat dan membangun hutan kembali.
Tapi mungkin hutan nasibnya benar-benar cuma tergantung pada negara? absolut?
Kalau begitu maka negara sedang sendirian dalam keasyikannya. Bila negara seenaknya, maka tak ada penyangga sosial lain. Tak ada komunitas sosial yang mandiri; yang melahirkan kekuatan yang memperkukuh keberadaan hutan.
Hutan. adakah sebuah tempat yang damai, tentram? Atau ia hanya sebuah tempat. Artinya tanpa batas yang tegas antara hutan dengan di luar hutan.
Jangan-jangan itulah yang terjadi dalam sejarahnya dan berlanjut hingga kini. Ketika kapitalisme masuk ke relung-relungnya dari luar hutan, ia membawa perilaku dan nilai-nilai yang merusak; eksploitatif semata. Perilaku menghancurkan yang merembes ke dalam masyarakat di sana; di sekitar hutan.
Itukah barangkali riwayat hutan yang hilang di sini. Menghancurkan semua harmoni kehidupan di dalamnya.
Afrizal Akmal
Hutan Wakaf dan Kedai Mino
14.10
No comments
Usai bincang konseptual hutan wakaf bersama Alit Rinjani Ferdian, Sebuah paket apresiasi datang dari salah satu Owner Kedai Mino Rahmi Carolina: menurut Rahmi, Edisi Burung Rangkong ini adalah salah satu edisi terbaik. Pemesannya lintas nusantara dan dunia.
Seperti filosofi Rangkong, terbang jauh. Sangat jauh untuk menebar biji biji (pesan pesan) hutan.
Pesan moral dari kaos ini adalah, "Jangan bunuh Rangkong!" Burung adalah makhluk Tuhan yang paling tawakal, kita perlu belajar padanya. Si penebar biji pohon di hutan.
Beberapa persen dari hasil penjualan akan disisihkan untuk fundraising hutun wakaf.
Insya Allah...
Negara - Bangsa
21.27
No comments
Ya, negara dan bangsa seharusnya saling membutuhkan. Bangsa membutuhkan negara agar menjadi wujud konkret mewakili kepentingannya. Tanpa negara ia abstrak. Bayang-bayang.
Begitu juga seharusnya negara. Ia membutuhkan bangsa agar mendapat pengakuan atas kehadirannya; teritorial.
Tetapi negara kerap membawa bencana. Ia brengsek.
Negara sering berada dibalik kekejaman massal. Tragedi-tragedi kekejamanmya selalu terulang meliputi wilayah yang luas dan panjang.
Hutan dialih guna. "Dirampas" dari fungsinya. Kekejaman ini sering diabaikan, berlangsung dari rezim lama hingga rezim yang baru.
Tetapi negara bukan tidak punya alasan. Negara membangun argumentasi yang mengharukan - demi kesejahteraan.
Negara - bangsa bertengkar lagi...
Namun setiap bencana melayang dari ingatan. Atau hanya diingat sebagai sejarah yang mengharukan. Itu saja.
Bencana mirip layar tv yang gambar-gambarnya silih berganti.
| Afrizal Akmal |
Langganan:
Postingan (Atom)
POPULAR
-
Suatu pagi di persimpangan jalan, sebuah botol aqua dicampakkan ke jalan dari celah kaca mobil yang setengah tertutup. Oops…, tiba-tiba da...
-
Aceh memiliki sejarah panjang perebutan sumber daya alam, dari zaman kolonial sampai sekarang. Sumber daya alam Aceh tidak hanya menj...
-
Apakah mungkin memperlambat laju kerusakan bumi, memperlambat meluasnya lubang pada lapisan ozon, menghentikan penyebaran gas polutan y...
-
Menyoroti masalah lingkungan hidup menjadi hal yang menarik bagi saya, apa lagi jika dapat menuliskannya secara popular, kritis, objekt...
-
Seorang lelaki tegap diejek sekerumunan orang, dari kaumnya sendiri, “Kamu terlalu banyak bicara, cobalah tunjukkan janjimu jika kau memang ...

Skenario dan Model Konseptual Hutan Wakaf
Misi
Konservasi secara langsung melalui pembelian lahan kritis. Diperuntukkan untuk membangun hutan yang berfungsi secara ekologis, baik sebagai sumber mata air, maupun sebagai penyerap karbon, ketersediaan buah-buahan dan tanaman obat, bahkan kayu untuk papan keranda, tempat bersarangnya burung-burung, lebah madu, primata dan species lainnya. Seterusnya akan diwakafkan dan disertifikatkan. Selengkapnya
Konservasi secara langsung melalui pembelian lahan kritis. Diperuntukkan untuk membangun hutan yang berfungsi secara ekologis, baik sebagai sumber mata air, maupun sebagai penyerap karbon, ketersediaan buah-buahan dan tanaman obat, bahkan kayu untuk papan keranda, tempat bersarangnya burung-burung, lebah madu, primata dan species lainnya. Seterusnya akan diwakafkan dan disertifikatkan. Selengkapnya
