Dan sejuta simposium
mungkin telah diselenggarakan dalam masa itu. Bahwa sumberdaya hutan
sebagai penyangga kehidupan hanya menarik dikatakan dan indah didengar, tetapi
sangat nisbi dan nyaris dalam realitasnya. Mengapa? Saya tidak bisa menjawab
dengan pas.
Ceramah-ceramah resmi dari pemerintah terkadang sangat
membingungkan. Hampir di setiap seminar dan lokakarya kita mendengar
slogan-slogan yang sama tentang pelestarian hutan, lengkap dengan program yang
merakyat dengan nilai-nilai kearifan. Sebuah perasaan aneh ketika tema yang
sama sebenarnya pernah dikemukakan jauh pada acara-acara yang sama sebelumnya.
Semacam sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan ceramah
semacam itu.
Maka simposium semacam itu sesungguhnya hanya buang-buang waktu.
Persis seperti perkara serupa yang pernah dialami
dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau.
Ia tak punya makna. Tetapi bertahun-tahun mereka seperti membangun ilusi,
mendoktrinkan kegamangan tanpa garis lurus.
Dan rakyat yang mendengarkan atau yang turut serta dalam simposium
itu seperti menderita Déjà Vu kronis,
menjadi korban dari slogan-slogan atau sederetan kata-kata manis yang kemudian
mereka lupakan setelah seminar berakhir. Ketika mereka menghadiri simposium
berikutnya, tiba-tiba mereka
merasa familiar dengan slogan itu lagi. Atau seperti berada dalam suatu peristiwa
ketika tiba-tiba merasa bahwa mereka sudah mengalaminya walaupun tidak dapat
mengingat kapan terjadinya. Itulah Déjà Vu.
Sungguh kita tak bisa mengerti
sepenuhnya. Begitu banyak perkara serupa dari masa ke masa. Tak tuntas-tuntas.
Ya sayang sekali masalah yang direfleksikan di artikel ini tunjukkan perilaku biasa manusia diseluruh dunia.
BalasHapusSaya mau masukkan sebuah kutipan dari Johann Wolfgang Goethe. Beliau terkenal di dunia mungkin juga kenal di indonesia.
"Der Worte sind genug gewechselt,
Laßt mich auch endlich Taten sehn!
Indes ihr Komplimente drechselt,
Kann etwas Nützliches geschehn"
(Faust 1, sebuah drama sandiwara dari Goethe, dari tahun 1890 kira-kira)
Artinya dalam terjemahan saya:
"Kata-kata yang cukup bertukar
Mari saya akhirnya melihat perbuatan!
Sementara itu pujian nya diukir
Dapat sesuatu terjadi yang punya kefaedahan."
Ya masalah ini memang bukan masalah baru. Tapi menyedihkan banget kalau hutan semakin rusak sementara diukir program-program dan slogan dalam suasana nyaman di meja rapat.... Semoga semangat kita tetap ada ... saya siap.
Ya, begitulah.
BalasHapusHarus ada aksi nyata, agar kehidupan berjalan wajar.