Hutan menyimpan ingatan, bagai sebuah monumen penghalau erosi. Kerusakannya pertanda malapetaka. Namun lebih jauh, hutan menyimpan “fungsi sosial” – ada pemilik dan juragan, ada transaksi, hirarki Si Tuan dengan kaum yang terasing atau pribumi yang tak bebas. Hutan juga sebagai ruang hidup hewan dan tumbuhan. Sebuah habitat dari rantai makanan Si Kecil dan Si Besar.
Bagi rimbawan
sejati, hutan adalah petualangan yang heroik. Kadang kala bisa tersesat dalam
raba dan pikir. Modernitas dari berbagai sektor melalui pembangunan yang tak
ramah membawa akibat sampingan yang tragis. Modernisasi menempatkan manusia dan
hutan pada titik krisis.
Dan apa yang
tersisa kini? Kemarau panjang dari menipisnya hutan menjadikan sawah-sawah
tidak cukup terairi. Sumber-sumber air mengering seiring mengeringnya harapan
para petani.
Hutan adalah
kesenjangan bagi impian si pribumi. Kesenjangan antara konsep dan realitas. Resultante pembangunan sektor kehutanan kini justru menghasilkan beragam fakta
yang jauh dari harapan, malpraktek dan konflik sosial di hampir semua kawasan,
bahkan dimana undang-undang pelarangan penebangan hutan itu diberlakukan.
Inilah potret
aktual sumber daya hutan kita saat ini. Konversi untuk berbagai kepentingan
telah memusnahkan ekosistem. Akibatnya, iklim terus mengalami pergeseran dan
mengancam keberlanjutan kehudupan.
0 komentar:
Posting Komentar