Aini. Perempuan paruh baya.
Ia menjadi saksi bahwa bahasa tumbuhan dan satwa adalah zikir. Sekian tahun
setelah ia dianggap sakit jiwa oleh masyarakat sekitarnya karena berbicara
dengan pohon dan satwa, kini menjadi manusia yang luar biasa. Kegilaannya dalam
mengamalkan dan mencari kenyataan Asma’ ul Husna telah membawanya mencapai
derajat kekhalifahan. Ia belajar iqra’ pada
alam. Dengan cara itu ia menemukan Tuhan.
Aini percaya bahwa bahasa
bukan semata-mata tata simbolik sosial. Ada bahasa lain yang jujur, sebuah
wilayah yang tak dapat diketahui banyak orang. Bahasa satwa, praktis tak ada
hijab apapun, tak ada mediasi, langsung dan polos menjelma menjadi kata.
Nun jauh dari tempat
tinggalnya, Gampong Peunaga
Paya Kecamatan Meurebo, Aceh Barat. Suatu ketika, di sebuah ladang, Aini
berbicara dengan daun ubi, ia juga berbicara dengan katak, burung-burung,
bahkan dengan ular dan harimau. Ia memahami setiap kepak sayap burung
dan guyur sisa hujan dari daun. Ia dengar resah harimau serta langkah barisan
gajah ketika hutan kesakitan ditebas para pembalak. Bukan dongeng, tapi nyata.
Dan di suatu pagi, saya mendapat kehormatan dan kebahagiaan sekaligus. Berdiskusi
dengan Aini. Sebuah kesempatan istimewa yang tak datang sembarang waktu. Bukan
ilusi gaib, Aini paham betul apa itu polinasi. Satwa sebagai pollinator bukan
pelajaran asing baginya. Aini cerdas dan cekatan ketika saya menanyakan
bagaimana peran satwa terhadap alam ini? "Orang boleh saja memandah rendah
lutung, musang dan burung, tetapi tolong hargai tahinya”, pesan Aini. Satwa
tidak saja menanam pohon melalui kotorannya, lebih dari itu menjadi penyerbuk
dan penyebar benih tanaman dalam sebuah ekosistem yang rumit. Tak perlu ongkos,
apalagi proposal.
Selanjutnya, Aini melihat peta di langit, tak pernah berhenti berzikir. Lalu
saya mengucapkan salam perpisahan. Sebuah pelajaran harus terhenti karena waktu,
karenanya tidak semua tersampaikan. Dan bila esok pagi terlihat ia tersenyum
mendengar burung bernyanyi, itu tidak asing.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKereeeenn... tulisannya luar biasa
BalasHapus