Sempurna sudah liberalisasi migas oleh asing. Kebijakan pemerintah
menaikkan harga BBM adalah bagian dari paket liberalisaasi migas sektor hilir -
setelah sebelumnya, liberalisasi itu sukses disektor hulu migas sejak masuknnya
investor asing dalam mengeksplorasi migas di Indonesia. UU migas No.22 tahun
2001 adalah bukti keberhasilan kerja keras IMF, USAID, Bank Dunia, ADB dan
kolaborasi kompradornya masa itu.
Baca saja Memorandum of Economic and Finansial Policies. Melalui Letter
of Intent (LoI), Januari 2000, IMF memaksa Pemerintah Indonesia untuk
liberalisasi migas. Di dalam LoI itu disebutkah: “pada sektor migas, Pemerintah
berkomitmen mengganti UU yang ada dengan kerangka yang lebih modern, melakukan
restrukturisasi dan reformasi di tubuh Pertamina, menjamin bahwa kebijakan fiskal
dan berbagai regulasi untuk eksplorasi dan produksi tetap kompetitif secara
internasional, membiarkan harga domestik mencerminkan harga internasional.”
Kini, Pemerintah Indonesia menyempunakan liberalisasi itu dan menaikkan
harga BBM dengan seribu satu alasan. Alasan-alasan dibalik naiknya harga BBM
itu sebenarnya hanyalah mitos yang tidak bisa dihitung dengan akal sehat
manapun. Disebutkan bahwa APBN akan jebol karena harga minyak dunia naik.
Padahal jika harga naik, pemasukan migas juga naik 37,94 triliun. Dengan asumsi
ICP, USD 105 per barel dan kurs 9000, total pemasukan migas (RAPBN-P 2012)
mencapai Rp 263,66 triliun.
Disebutkan juga alasan agar masyarakat tidak boros BBM. Ini adalah mitos,
sebab menurut data konsumsi BBM Indonesia ternyata masih di bawah negara
Afrika. Mitos lainnya disebutkan subsidi BBM dinikmati orang kaya, padahal
faktanya 65 persen BBM subsidi dinikmati kalangan menengah bawah dan miskin.
(Data Susenas, 2010).
Ada lagi mitos bahwa pengurangan subsidi BBM untuk menghemat APBN dan
untuk kesehatan fiskal, padahal faktanya masih banyak alternative penghematan
lain seperti pengurangan anggaran kunjungan yang mencapai 21 triliun, dan masih
banyak lagi pos budget yang secara substasial tidak penting.
Sementara diwaktu yang sama, Pemerintah Indonesia sangat royal
mensubsidi asing dengan menjual gas super murah ke negara China. Pemerintah
Indonesia juga sangat ketagihan dan lunak terhadap royalti murah dari korporasi
asing seperti Newmont, PT Freeport, Exxon dan lain-lain yang setiap detik
begitu leluasa mengisap sumber daya alam milik rakyat Indonesia.
obat viagra
BalasHapusciri ciri viagra asli
obat kuat viagra