Hari-hari penuh kerumitan bagi rakyat yang sedang
meraba-raba merumuskan identitas dan kelas sosialnya jika dibandingkan dengan
kelompok sosial lain yang gampang membeo dan menyederhanakan soal-soal. Tetangga
saya yang wakil rakyat merasa kolot jika harus tinggal di lingkungan kaum
susah, lalu membentuk kelompok sosial baru dengan cara membangun tempat tinggal
baru sesama wakil rakyat.
Sejak saat itu, rakyat yang lebih kolot memecahkan
persoalannya sendiri, sebab mengadukan kerumitan hidup kepada wakil rakyat
biasanya sama buruk dengan kerumitan itu sendiri. Kesejahteraan begitu gampang
dijanjikan, namun sulit disajikan. Tetapi rakyat selalu saja berbaik hati,
sebab begitulah yang diajarkan.
Ada pendar kemewahan yang hanya bercahaya di sekeliling elit
politik dan kekuasaan saja, namun redup dan gelap dalam realitas masyarakat
yang sesunguhnya. Negeri ini adalah kepura-puraan yang diwakili oleh minoritas
cacat dan kotor.
Inilah aib di kota yang sedang kita tinggali. Dimana visual
telah menjadi menu harian yang sesungguhnya tidak bisa kita cicipi. Baliho
tentang si fulan yang jujur, atau tentang partai fulan yang merakyat adalah
sesuatu yang hanya bisa kita lihat, tanpa mengenyangkan hati dan pikiran.
Yang ditawarkan adalah modernitas yang tak terumuskan. Lalu
sebagian dari kita terjebak untuk beriman kepadanya. Mari kita hitung seberapa
terasingnya kita dengan orang-orang yang kita wakilkan ketika ritual lima
tahunan tiba. Bertahun-tahun kita hanya melihat kertas atau televisi tentang
mereka yang membeo akan babak baru, kebangkitan baru dan entah apa lagi yang
semuanya baru-baru.
Lewat modernitas yang telah diimankan, mereka telah merayakan
gambar dan membangun kota sebagai tempat tinggal tujuh keturunan. Tetapi mereka
juga memahat gunung, menebangi hutan dan menghabisi sungai tanpa ampun. Si
tolol takjub terngaga ketika hasil hutan telah menjadi benda yang dipajang di toko-toko.
Kapitalisme menjadi pemenang. Rakyat berada dalam pesona sihir yang menyesatkan,
diwakili etalase tanpa misteri. Sebuah kesementaraan, sebab materi akan terus
berganti atau diganti musim.
0 comments:
Post a Comment