Berapa orang yang setuju jika aku katakan, “Yang kita
butuhkan di abad ini bukan sekedar pabrik, jalan, mall dan gedung-gedung sekolah
sinting. Tetapi pendidikan yang jujur dan ramah, serta moral yang tinggi.
Mengapa orang-orang hebat di atas sana selalu berpikir untuk membangun
tugu-tugu yang tidak bisa mengenyangkan rasa lapar si jelata.
Aku dengar dari teman. Koran-koran tidak lagi memuat seruan
untuk berbicara jujur, sebagian halamannya telah dipenuhi iklan obat kuat dan
kabar narsis pejabat kota. Aku agak panas mendengarnya. LSM dan akademisi juga
sama saja, berbicara konsepsi… konsepsi. Memangnya nasib bisa berubah dengan
konsepsi?
Apakah rakyat akan meletakkan seluruh masa depan di tangan
manusia-manusia seperti itu? Manusia-manusia narsis itu kerap berpandangan
borjuistis dan paling hebat sehingga mereka takut untuk jujur. Mengurangi
tingkat kemiskinan dan kebodohan menjadi slogan-slogan yang kosong dan
memuakkan.
Secara tidak sengaja aku melihat orang yang berpakaian
seperti mubaliq membungkuk menyalami pejabat di Meuligoe. Gejala apa lagi ini?
Sementara di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat, para pendemo menghalalkan
minuman kemasan dan nasi bungkus yang datangnya entah dari mana. Sebagai
rakyat, aku mulai tidak terkesan oleh mahasiswa yang idealis dan jujur, namun
bisa ditawar dengan nasi bungkus.
0 comments:
Post a Comment